Pengertian Shalat Dhuha

Diposkan oleh Unknown on Selasa, 24 November 2015

Ketika matahari telah menampakkan wajah cantiknya, dengan semburat sinar yang memancar demikian kilaunya, dan matahari itu telah naik kira-kira setara dengan ujung tombak maka kita telah  disunahkan untuk melakukan shalat dua rekaat yaitu shalat dhuha.
Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan ketika matahari terbit hingga sepenggal naik. Artinya, sholat ini dilakukan ketika matahari sudah naik kira-kira satu ukuran ujung tombak yang berakhir sampai menjelang waktu zhuhur. Atau setara dengan sebelum matahari berada ditengah-tengah belahan bumi, hingga condong ke ufuk barat. Afdhalnya, sholat dhuha dilakukan pada pagi hari saat matahari sedang naik, atau kira-kira pukul 09.00 Pagi.
Sholat dhuha sendiri lebih dikenal dengan sholat sunnah untuk memohon rezeki dari Allah swt. Hal ini berdasarkan dari hadist Qudsi “Allah berfirman, Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rekaat pada waktu permulaan siang (sholat dhuha) niscaya pasti akan aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya.” (H.R. Hakim dan Thabrani)

Mengenai jumlah bilangan rakaat pada sholat dhuha sebagaimana diterangkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul hidayah, bahwasanya jumlah rakaat pada sholat dhuha bias dua rakaat, empat, enam, maupun delapan rakaat dengan syarat dilakukannya dua rakaat salam. Sedangkan dalam kitab Fathul Qaribil Mujib, menerangkan bahwa sholat dhuha bias dilakukan sebanyak dua sampai duabelas rekaat.
Mengenai bilangan rakaat sholat Dhuha ini, Imam Ghazali mengambil dasar hukum dari Hadist , bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sholat itu baik secara keseluruhan . barang siapa yang menginginkan untuk memperbanyak rakaat maka perbanyaklah. Dan barang siapa yang menginginkan untuk menyedikitkan jumlah rakaat, sedikitkanlah . maka tidak ada sholat sunnah yang dianjurkan, dalam waktu antara terbitnya matahari hingga tergelincirnya, kecuali hanya sholat dhuha ini”.

Adapun sholat dhuha yang dikerjakan dua rakaat telah ditunjukkan oleh hadist yang diriwayatkan Abu Dzar r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Dan semua itu setara dengan ganjaran dua rakaat sholat dhuha, (H.R. Imam Muslim)”.

Hadist yang menunjukkan sholat dhuha empat rakaat.
Di riwayatkan oleh Abu Darda’ r.a dan Abu Dzar r.a , dari Rasulullah SAW, dari Allah yang mahaperkasa lagi mahamulia, “Wahai Anak Adam, rukuklah untuk-Ku empat pada awal siang, niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siang.”(H.R Imam Tirmidzi)

Hadist yang menunjukkan sholat dhuha enam rakaat.
Diriwayatkan oleh sahabat Anas bin malik r.a., “bahwa Nabi SAW pernah mengerjakan sholat Dhuha enam rakaat.”(H.R. Imam Tirmidzi)

Hadist yang menunjukkan sholat Dhuha Delapan rakaat.
Adapun mengenai bilangan sholat dhuha yang dikerjakan delapan rakaat , hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ummu Hani. Beliau bercerita, “Pada masa pembebasan kota Mekah, dia mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau berada diatas tempat tinggi di Mekah. Rasulullah SAW beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fatimah memasang tabir untuk beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan sholat dhuha delapan rakaat.” (H.R Asy-Syaikhani)

Adapun hadist yang menunjukkan sholat dhuha duabelas rakaat adalah sebagai berikut.
Barang siapa mengerjakan sholat dhuha Dua belas rakaat maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barang siapa sholat empat rakaat maka dia ditetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barang siapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barang siapa mengerjakan delapan rakaat maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan, barang siapa mengerjakan sholat duabelas rakaat maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang dianugerahkan kepada hamba-hambaNya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya.”(H.R. Imam Thabrani).

Hukum Sholat Dhuha.

Didalam hadist-hadist yang menjelaskan tentang sholat Dhuha, dijelaskan bahwa sholat Dhuha pada waktu dhuha (pagi hari) merupakan suatu hal yang baik dan disukai. Sebab, Rasulullah SAW sendiri senantiasa melaksanakan sholat-sholat sunnah, sebagaimana sholat dhuha.
Sholat sunnah adalah hal yang wajib bagi Rasulullah SAW. Tetapi bagi umatnya bukan hal yang wajib, hanya dianjurkan untuk melaksanakan. Selain itu, di dalam hadist-hadist tersebut juga terkandung dalil yang menunjukkan disyari’atkannya kaum muslimin untuk senantiasa melaksanakan sholat Dhuha. Maksudnya, sholat Dhuha termasuk ibadah sunnah mahbubah. Dalam arti, ibadah yang sangat dianjurkan dan disenangi oleh rasulullah SAW. Di samping itu, tidak ada riwayat yang menunjukkan diwajibkannya sholat Dhuha. Untuk itu, sholat dhuha hukumnya Sunnah.                     


{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar