Ketika matahari telah
menampakkan wajah cantiknya, dengan semburat sinar yang memancar demikian
kilaunya, dan matahari itu telah naik kira-kira setara dengan ujung tombak maka
kita telah disunahkan untuk melakukan shalat
dua rekaat yaitu shalat dhuha.
Sholat dhuha adalah sholat
sunnah yang dilakukan ketika matahari terbit hingga sepenggal naik. Artinya,
sholat ini dilakukan ketika matahari sudah naik kira-kira satu ukuran ujung
tombak yang berakhir sampai menjelang waktu zhuhur. Atau setara dengan sebelum
matahari berada ditengah-tengah belahan bumi, hingga condong ke ufuk barat.
Afdhalnya, sholat dhuha dilakukan pada pagi hari saat matahari sedang naik,
atau kira-kira pukul 09.00 Pagi.
Sholat dhuha sendiri lebih
dikenal dengan sholat sunnah untuk memohon rezeki dari Allah swt. Hal ini
berdasarkan dari hadist Qudsi “Allah berfirman, Wahai anak Adam, jangan
sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rekaat pada waktu permulaan siang
(sholat dhuha) niscaya pasti akan aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya.”
(H.R. Hakim dan Thabrani)
Mengenai jumlah bilangan
rakaat pada sholat dhuha sebagaimana diterangkan oleh Imam Ghazali dalam kitab
Bidayatul hidayah, bahwasanya jumlah rakaat pada sholat dhuha bias dua rakaat,
empat, enam, maupun delapan rakaat dengan syarat dilakukannya dua rakaat salam.
Sedangkan dalam kitab Fathul Qaribil Mujib, menerangkan bahwa sholat dhuha bias
dilakukan sebanyak dua sampai duabelas rekaat.
Mengenai bilangan rakaat
sholat Dhuha ini, Imam Ghazali mengambil dasar hukum dari Hadist , bahwasanya
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sholat itu baik secara keseluruhan . barang
siapa yang menginginkan untuk memperbanyak rakaat maka perbanyaklah. Dan barang
siapa yang menginginkan untuk menyedikitkan jumlah rakaat, sedikitkanlah . maka
tidak ada sholat sunnah yang dianjurkan, dalam waktu antara terbitnya matahari
hingga tergelincirnya, kecuali hanya sholat dhuha ini”.
Adapun sholat dhuha yang
dikerjakan dua rakaat telah ditunjukkan oleh hadist yang diriwayatkan Abu Dzar
r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh
salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Dan semua itu setara
dengan ganjaran dua rakaat sholat dhuha, (H.R. Imam Muslim)”.
Hadist yang menunjukkan
sholat dhuha empat rakaat.
Di riwayatkan oleh Abu
Darda’ r.a dan Abu Dzar r.a , dari Rasulullah SAW, dari Allah yang mahaperkasa
lagi mahamulia, “Wahai Anak Adam, rukuklah untuk-Ku empat pada awal siang,
niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siang.”(H.R Imam Tirmidzi)
Hadist yang menunjukkan
sholat dhuha enam rakaat.
Diriwayatkan oleh sahabat
Anas bin malik r.a., “bahwa Nabi SAW pernah mengerjakan sholat Dhuha enam
rakaat.”(H.R. Imam Tirmidzi)
Hadist yang menunjukkan
sholat Dhuha Delapan rakaat.
Adapun mengenai bilangan
sholat dhuha yang dikerjakan delapan rakaat , hal ini berdasarkan hadist yang
diriwayatkan oleh Ummu Hani. Beliau bercerita, “Pada masa pembebasan kota
Mekah, dia mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau berada diatas tempat tinggi
di Mekah. Rasulullah SAW beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fatimah memasang
tabir untuk beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau
mengerjakan sholat dhuha delapan rakaat.” (H.R Asy-Syaikhani)
Adapun hadist yang
menunjukkan sholat dhuha duabelas rakaat adalah sebagai berikut.
“Barang siapa mengerjakan
sholat dhuha Dua belas rakaat maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang
yang lengah. Barang siapa sholat empat rakaat maka dia ditetapkan termasuk
orang-orang yang ahli ibadah. Barang siapa mengerjakan enam rakaat maka akan
diberikan kecukupan pada hari itu. Barang siapa mengerjakan delapan rakaat maka
Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan, barang
siapa mengerjakan sholat duabelas rakaat maka Allah akan membangunkan baginya
sebuah rumah di surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam,
melainkan Allah memiliki karunia yang dianugerahkan kepada hamba-hambaNya
sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang
lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya.”(H.R. Imam
Thabrani).
Hukum Sholat Dhuha.
Didalam hadist-hadist yang
menjelaskan tentang sholat Dhuha, dijelaskan bahwa sholat Dhuha pada waktu
dhuha (pagi hari) merupakan suatu hal yang baik dan disukai. Sebab, Rasulullah
SAW sendiri senantiasa melaksanakan sholat-sholat sunnah, sebagaimana sholat
dhuha.
Sholat sunnah adalah hal
yang wajib bagi Rasulullah SAW. Tetapi bagi umatnya bukan hal yang wajib, hanya
dianjurkan untuk melaksanakan. Selain itu, di dalam hadist-hadist tersebut juga
terkandung dalil yang menunjukkan disyari’atkannya kaum muslimin untuk
senantiasa melaksanakan sholat Dhuha. Maksudnya, sholat Dhuha termasuk ibadah
sunnah mahbubah. Dalam arti, ibadah yang sangat dianjurkan dan disenangi oleh
rasulullah SAW. Di samping itu, tidak ada riwayat yang menunjukkan
diwajibkannya sholat Dhuha. Untuk itu, sholat dhuha hukumnya Sunnah.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar